c

Monday, 26 January 2009

Upacara Tradisi

Upacara Tradisi ada beberapa rangkaian upacara yang harus dilakukan, yaitu:


1. Masa Kehamilan

Pada masa kehamilan ini pada umumnya di masyarakat hanya dilaksanakan Upacara Tradisi Ngliman (hamil 5 bulan) dan Mitoni (hamil 7 bulan). Sebetulnya ada tradisi yang lain, yaitu manusia ada tanda – tanda kehamilan dengan ciri – ciri sudah tidak menstruasi, suka makan yang asam – asam dan pedas, mentah – mentah, dan lain – lain. Harus minum jamu atau nyup – nyup cabe puyang, mandi keramas, potong kuku , sisig (menghitamkan gigi) yang memiliki maksud selalu dalam keadaan suci. Karena pemahaman masyarakat Jawa dalam kehamilan selalu menjaga janin di kandungnya maka selalu berbuat kebaikan, tidak boleh mengejek orang, lebih – lebih orang cacat, tidak boleh membunuh mahkluk hidup dan lain sebagainya. Agar bayi yang dikandung sehat jasmani dan rohani serta menjadi anak yang bermanfaat bagi orang tua, agama, dan masyarakat.


2. Masa Kelahiran

Pada masa kelahiran ada beberapa tahapan:

a. Memotong ari – ari (placenta) secara tradisional pakai welat yaitu pisau yang dibuat dari bambu wulung (warna hitam) dengan segala kelengkapannya. Ari – ari dimasukkan dalam periuk yang diserta segala ubo rampe (kelengkapannya) hal ini dipahami sebagai saudara muda bagi bayi tersebut. Dalam Masyarakat Jawa sebelum bayi lahir dulu “kawah” (berwujud cairan secara biologis untuk memperlancar proses kelahiran) dipahami sebagai saudara tua dari bayi tersebut.

Setelah bayi dibersihkan / dimandikan kemudian di adzankan dan di iqomati:

b. Memberi nama dengan upacara brokohan

c. Sepasaran (lima hari) karena adat Jawa mengenal ada lima pasaran: pon, wage, kliwon, legi, pahing

d. Puputan (lepasnya ari – ari dari pusar bayi)

e. Selapanan (35 hari) dalam Adat Jawa ada 7 hari dan 5 pasaran kalau disatukan antara hari dan pasaran akan ketemu hari dan pasaran tersebut setiap 35 hari sekali

Misal: hari ini adalah Senin Pon makan 35 hari lagi merupakan hari Senin Pon

Selama masa kelahiran (35 hari) sanak keluarga dan tetangga setiap sore / malam tirakatan dengan kidungan atau mocopat pujian dengan membaca mantra – mantra agar anak & ibu selamat lahir dan batin


3. Masa Kanak – Kanak

Pada masa kanak – kanak ada beberapa tahapannya:

a Tedak sinten (turun tanah) adalaha upacara tradisi anak akan dilatih turun ke tanah kira – kira umur 7 bulan

b Ulang tahun (tingalan) dilaksanakan setelah anak umur 1 tahun sesuai hari, pasaran, dan tanggal

c Nyapih, upacara tradisi nyapih (anak tidak disusui oleh ibunya) anak umur 15 – 16 bulan (laki – laki) dan 18 – 19 bulan (wanita). Hal ini tidak sesuai anjuran dokter saat ini sebab ibu masih menghasilkan asi sehingga harus di habiskan bayi.


4. Masa Remaja dan Dewasa

a. Untuk anak laki – laki dikhitan pada umur sekitar 15 tahun

b. Tarapan (upacara tradisi bagi anak perempuan yang menstruasi pertama

c. Pangur, bagi laki – laki yang telah di khitan dan wanita yang telah menstruasi pertama dianggap telah dewasa, maka diadakan upacara tradisi pangur (meratakan gigi). Hal ini sekarang di anggap bisa merusak email gigi sehingga banyak yang tidak melaksanakan


5. Masa Pernikahan

Yang kami sajikan adalah Upacara Perkawinan Adat Jawa Gaya Yogyakarta

a. Dom Sumuruping Banyu

Dalam pemikiran Masyarakat Jawa mempunyai hajat mantu (menyelenggarakan perkawinan) berarti menambah anggaota keluarga baru dan calon orang yang menjadi pendamping hidup (bagi laki –laki) maupun orang yang menjadi pendamping hidup (bagi wanita) betul – betul sangat diperhatikan dari bobot (kedudukan), bibit (keturunan) dan bebet (silsilah) sebagai calon menantu diselidiki identitasnya dan sikap perilaku. Untuk keperluan tersebut memakai seorang yang berfungsi sabagi penyelidik atau Dom Sumuruping Banyu. Dan sekarang hal ini jarang dilakukan sebab kedua keluarga lebih leluasa untuk selalu mengenal.

b. Nontoni

Apabila sudah saling mengetahui latar belakang masing – masing keluarga. Keluarga laki – laki berkunjung ke kleuarga wanita agar sang laki – laki tahu wajah sang gadis, maka orangtua perempuan menyuruh si wanita untuk menyajikan hidangan sehingga bila cocok dilangsungkan perkawinan.

c. Lamaran

Apabila kedua belah pihak saling cocok (pada tahap Dom Sumuruping Banyu) sepakat untuk menjodohkan. Lamaran dilakukan dari keluarga laki – laki ke keluarga wanita dengan mengutus seseorang yang didampingi rombongan

d. Penyampaian Jawaban

Tahapan ini biasanya langsung pada waktu Lamaran, namun pada masa dahulu ada waktu tersendiri untuk itu

e. Peningset

Peningset adalah upacara penyerahan suatu benda dari orangtua calon pengantin laki – laki ke orang tua calon pengantin wanita, yang berarti sudah ada ikatan rembug (pembicaraan) kedua belah pihak saling mengikat janji. Benda – benda untuk peningset biasanya berupa satu stel pakaian wanita (kain panjang, bahan kebayak, kain penutup dada / strapless, ikat pinggang, selendang, sandal, dan lain sebagainya), perhiasan (cincin, gelag, kalung, subang), dan uang maka lazim disebut tukon.

f. Penentuan Hari Perkawinan

Kedua belah pihak bermusyawarah menentukan hari, tanggal, bulan, tahun perkawinan. Dasar pengambilan waktu tersebut diambil dari buku primbon agar perkawinannya berjalan lancar dan selamat dan pengantin nantinya diberi hidup yang sejahtera. Misalnya hari yang tidak dipakai hari dan pasaran meninggalnya orang tua dari keluarga tersebut.

g. Mendirikan Tarub

Tarub dari kata Taru berarti tetumbuhan atau Tarub berarti payon / atap. Mendirikan tarub yaitu membuat tempat yang diberi atap yang dibuat dari kajang (daun gebang) atau dari daun kelapa (bleketepe) untuk orang – orang yang njagong (menghadiri perhelatan).

Rumah yang ak an digunakan pernikahan dihiasi janur (daun kelapa yang masih muda) dihilangkan lidinya, sehingga seperti sulur (akar) beringin dimaksud hidup sempulur (lestari), meolak bala warna kuning sebagai warna keluhuran.

Tuwuhan dipasang kanan – kiri pintu masuk seperti sebatang tebu warna ungu, daun beringin, daun patra manggala, dan kelapa gading satu janjang (tandan) satu ikat padi Jawa. Makna tetuwuhan tersebut adalah lambang kemakmuran dan harapan pengantin nanti segera tuwuh atau punya keturunan.

Dalam rangka mendirikan tarub diadakan selamatan kenduri dan membuat sesaji buangan (ditaurh di mata iar dimana keluarga mengambil air, di pojok – pojok dusun, perempatan dan di dalam rumah (senthong, pintu masuk, dapur, dan lain sebagainya)

h. Srah – Srahan

Upacara penyerahan calon pengantin laki –laki ke keluarga pengantin wanita 2 atau 3 hari sebelum hari H perkawinan

i. Siraman

Satu hari sebelumnya pengantin laki –laki dan wanita dimandikan dengan menggunakan tata cara tradisi dengan segala segala peralatan dan perlengkapannya dimaksudkan menjadi suci, bersih, dan bercahaya.

j. Ngerik

Setelah dimandikan mempelai wanita di rias dengan dikerik (dihidangkan sedikit rambutnya) kemudian disanggul

k. Midodarani

Acara tradisi malam midodareni dilaksanakan pada malam hari calon pengantin wanita dirias hingga menjadi cantik dan acara ini dilaksanakan di rumah pengantin wanita. Malam ini menyambut kedatangan bidadari – bidadari dari khayangan yang ikut merias penatin wanita. Sesaji midodarani adalah nasi gurih dan lauk pauk.

l. Upacara Ijab / Nikah

Setelah upacara idodareni pagi harinya dilaksanakan perkawinan baik secara keagamaan maupun adat. Dalam ijab, bagi yang beragama islam dapat datang ke penghulu atau mendatangkan penghulu. Yang berhak menikahkan (ikrar nikah) wali / orang tua pengantin wanita, tetapi pada umunya minta tolong peghulu / naib, untuk nanting (meminta kesungguhan hati) pengantin wanita. Setelah mantap untuk dinikahkan dengan suaminya dilaksnakan “ijab Kabul” dan disertai doa – doa oleh naib.

Setelah proses selsai “ngabekten” yaitu pengantin pria mencium lutut mertua dan dilangsungkan kepada sesepuh yang lain (ngabekten ini biasanya dilaksanakan pada panggih)

m. Acara Merias Pengantin

Kedua mempelai setelah ijab kabul keudian dirias untuk menghadapi upacara panggih. Pada jaman sekarang biasanya saat ijab kabul pengantin telah dirias sehingga langsung ke acara panggih.

n. Panggihing Pengantin

Setelah selesai di rias dan dibusanani maka pegantin dipertemukan / panggih. Berikut ini urut – urutannya.

1). Pengantin laki – laki datang ke rumah pengantin wanita / mertua di dampingi 2 pengiring lelaki dan rombongan. Di depan sendiri berjalan 2 orang wanita masing – masing membawa 1 baki berisi sanggan lampah permintaan pengantin dan sanggan tebusan pengantin isinya sama, masing – masng terdiri:

§ Pisang raja 1 tangkep, sirih ayu lengkap gambir, injet, jambe, dan tembakau

§ Kembang telon (mlathi, kanthil, kenangan)

§ Kemenyan

§ Alat Tenun (kisi)

§ Lawe i ukel di tingkap pada pisang

§ Lisah sudul langit

§ Dan lain sebagainya

2). Sementara dirumah pengantin wanita menunggu menantu dan rombongan, kemudian rombongan menyerahkan 2 buah pisang sanggan tadi

3). Pengantin lelaki berdiri saling berhadapan dengan pengantin wanita di depan ruang pertemuan / pendapa

4). Upacara balang – balangan (sadakan), Kedua mempelai saling melempar gantal (sadahan kinang) wanita 3 x lelaki 4 x, hal ini merupakan inti upacara panggih

o. Upacara Membasuh Kaki

Pengantin wanita jomngkok dihadapan pengantin membasuh kedua kaki lelaki dengan bungan setaman tanda penyerahan diri pengantin wanita kepada suaminya.

P. Bergandeng Tangan

Setelah selesai membasuh kaki kedua mempelai berdiri sejajar, pengantin lelaki kanan dan pengantin wanita disebelah kiri lalu kanthen asta (bergandeng tangan) dengan masing – masing jari kelingking saling mengait hal ini disebut panigara yan artinya mengharap kebahagiaan yang sempurna

q. Upacara Memecah Telur

Penganthi pengantin wanita (perias) mengambil telur ayam yang ditaruh dalam air kembang setaman dalam pengaron (tempayan) mengetukkan pada dahi kedua mempelai, kemudian perias membanting telur ke tanah maksudnya pengantin sudah pecah status jejaka dan keperawanannya.

r. Upacara Mancik

Berdiri diatas pasangan rakitan lembu. Kedua pengantin disuruh berdiri diatas pasangan rakitan lembu sebagai lambang kebersamaan dalam tanggung jawab hidup berumah tangga

s. Upacara Duduk Bersanding

Tempo dulu dari upacara mancik pasangan tadi masuk ke pendopo duduk di depan senthong / pedaringan, kalau sekarang di gedung dengan hiasan dekorasi (rono) penggambaran dari senthong tengah dan senthong kanan – kiri serta duduk diatas kursi

  1. Upacara Dhahar Walimahan

Dhahar / makan nasi kalimah / walimahan (nasi kuning dan lauk ayam pindang dan lain sebagainya). Kedua mempelai saling menyuapi. Hal ini mengandung arti kedua mempelai saling mencintai dan menyayangi.

  1. Upacara Tampa Kaya

Upacara Tampa Kaya juga disebut Kacar – Kucur. Pengantin wanita menerima “guna kaya” atau penghasilan dari pengantin laki – laki. Berwujud kacang tanah, kedelai, beras, jagung, botor, gudhe, gabah, uang receh dari logam, dan kembang telon. Cara penerimaan pengantin lkai – laki duduk diatas dan pengantin wanita duduk di bawah bersila. Dengan mempergunaka sapu tangan tidak boleh tercecer. Juru rias dengan mengucapkan “Kyai Ambar Sejati badhe merengake kaya datheng Nyai Ambar Sejati” Kacang kawak, dhele kawak, jagung kawak – wong liya dadi sanak – wong adoh dadia cedhak – nastiti, ngati ati, werdi, dadi.

Kalau sekarang kedua mempelai duduk satu kursi kemudia diberikan kepada ibu pengantin wanita.

Maksud Upacara Tampa Kaya berarti bahawa segala bentuk tanggung jawab rumah tangga orang Jawa di pundak laki – laki, maka wujud tanggung jawab tersebut memberikan penghasilannya kepada istrinya. Sebagai istri pandai managemen rumah tangganya (setiti nati – ati, tidak boros)

  1. Upacara Ujung

Pengantin wanita menyatakan baktinya kepada suami dengan “ngabekti” atau “ujung”, tetapi pada jaman sekarang jarang dilaksanakan. Pada jaman sekarang ngabekti dilaksanakan kepada kedua belah pihak orang tua pengantin, dimulai dari orang tua pengantin wanita da pada waktu sungkem tersebut keris yang dikenakan pengantin laki – laki harus dilepas terlebih dahulu.

  1. Upacara Pangkon

Tempo dulu Upacara Pangkon masih banyak dilakukan setelah Upacara Tampa Kaya. Tata caranya adalah: ayah pengantin wanita di depan ruang tengah (pedaringan) kemudian kedua mempelai di pangku (duduk diatas paha). Pengantin laki – laki duduk diseblah kanan dan pengantin wanita duduk disebelah kiri. Ibu pengantin wanita bertanya “berat yang mana pakne, anak laki – laki atau anak wanita / Abot pundi pakne, anak lanang napa anak wadon (ngoko)” Jawabannya: Pada abote / sama beratnya. Pada jaman sekarang jarang yang melakukannya.

  1. Acara Duduk Bersanding

Kedua mempelai duduk bersanding lagi sampai seluruh upacara perkawinan selesai. Pada waktu duduk bersanding yang kedua, kedua mempelai berganti pakaian dari pakaian basahan ke pakaian corak jangan menir

  1. Menerima Jabat Tangan

Setelah semua acaa selesai, kedua mempelai berdiri di depan kursi atau di depan pintu di dampingi orang tua masing – masing menerima jabat tangan

6. Masa Kematian

a. Surtanah

b. Nelung dina

c. Mitung dina

d. Matang puluh

e. Nyatus

f. Pendak pisan

g. Pendak pindho

h. Nyewu


Wong jawa iku seneng marang basa simbol

IR. H. YUWONO SRI SUWITO, MM

(BUDAYAWAN – KETUA FORUM PELESTARI WARISAN BUDAYA)

Tradisi lan tindakan wong Jawa iku tansah cecekelan marang lara perkara yaiku : Filsafat Hidup kang religius lan mistis sarta Etika Hidup kang njunjung lan nengenake marang babagan moral sarta drajating urip .Wong Jawa anggone nglakoni urip kang kebak makna sarta falsafah kasebut nggunaake basa simbol, perkara iki nduweni maksud yaiku sakliyane supaya gampang anggone ngeling-eling uga supaya cepet rumesep ana ing pikirane wong Jawa kang pancen sakawit para leluhure luwih seneng nggunakake basa simbol mau

Contone, wong Jawa ana ing tingkah lakune nggunakake basa simbol kang ana sambung rapete marang kaluhuraning budi, ing antarane pedoman-pedoman laku utama ana ing Wasiat Cupu Maning Asta Gina kang dinukil dening Budiono Herusatata (1983), yaiku ngenani wolu cecekelan laku tumrape wong Jawa kang aran Asta Brata, kang lengkape :

  1. Wanita (jarwodosoke Wanudya kang pusputa), yaiku wanudya kang sulistyaning warni. Mujudake simbol kaendahan kang ora winates.Kaendahane ora mung ana ing rupa ananging uga ana ing jeroning ati, endah lair tumusing batin, sahengga dadi kaendahan kang sempurna. Keendahan wanita sempurna iku siombol/lambang gegayhaning manungsa. Saben manungsa kang duweni gaegayuhan luhur diibaratke kayadene wong lanang kang kepengen nduweni wanita kang sulistyaning warni minangka jatu kramane. Kanthu nduweni gegayuhan kang luhur mau ataeges saben manungsa kudu mbudidaya kanthi sinau, nyambutgawe, lan ikhtiar kanthi ora kenal sayah lan gampang nglokro kanggo nggayuh gegayuhan mau.
  2. Garwa (jarwadosoke Sigaraning nyawa), Saben bojo lanang iku minangka sigaraningnyawa bojo wadon lan bojo wadon mingka sigaraning nyawa bojo lanang. Suani isteri iku sajiwa rong raga utawa rong awak. Garwa mingka simbol menawa manungsa iku supaya isa nyawiji marang lingkungane, sedulure, lan masyarakate. Kabeh manungsa kudu dianggep kekancaning urip kang nunggal nasip, lan uga isa urip neng masyarakat kanthi rukun lan damai, saling asah, asih lan asuh. antarane siji lan sijine kayadene sapasang bojo(suami isteri), kanco sehidup semati. Iki kabeh ateges menawa manungsa iku kudu duweni budi pekerti kang luhur.
  3. Wisma utawa omah. Yaiku papan kanggo manggon/mapan sawijining keluarga. ana ing omah mau para penghunine pada golek perlindungan saka panase srengenge, telese udan sarta ademe hawa wengi. Sakliyane iku omah uga nduweni fungsi kanggo nyimpen bandha apa wae kang didarbeki dening keluarga. Minangka papan kanggo manggon, omah tansah diatur kanthi rapi dening kang manggon, mengkono uga saben wong perlu niru marang sifate omah, yaiku nisa nampa sapa wae kang mbutuhake marang perlindungane, isa kanggo nampung/nglumpukake lan ngatur kabeh masalah, sarta isa tumindak wicaksana lan ngatur carane nglaerake penemu manut kahanan, waktu lan papan.
  4. Turangga (jarwadosoke tetumpakane prang para punggawa) . Kuda tumpakan perang para prajurit iku nduweni sifat gagah, kuat, lan lincah sahengga isa mlayu banter, isa mlaku rindik-rindik, isa ngguling –ngguling lan uga isa mlayu kanthi nglanggar apa wae kang dadi pepalang kang ana ing ngarepe.Kabeh polahe kuda mau gumantung marang jokine kang kuasa ngendaleni kuda mau. Polahe kuda tumpakan para prajurit perang iku mingka lambang/simbol nafsu jasmani manungsa. supaya manungsa iku kudu tansah sadar menawa jasmani, pancadriya, lan nafsu manungsa iku tansah dikendalani dening jiwa lan budine manungsa dewe kang dilambangake/disimbolake joki.Jiwa lan budi kudu tansah nguasani , ngatur, lan ngekang marang gejolak nafsu jasmanine sahengga manungsa bakal urip kang tentrem. Ananging menawa manungsa ora isa ngendaleni, ngatur, lan ngekang nafsune sahengga uripe liar, mangka bakal ngalami bencana.
  5. Curiga (Jarwadosoke Curi lan raga). Watu curi utawa watu lincipiku isa mbebayani tumrape jasmani utawa awake manungsa amarga ngancam jiwa kang ana ing raga ananging uga isa kanggo nglindungi awak saka bebaya kang bakal teka. Dadi gumantung seka ngendi anggone ndeleng.Curiga uga sinebut keris. Keris iku diginakake minangka gegamane para raja lan satria ana ing olahkridaning perang utawa latihan ngadepi perang. Keris iku mingka simbol kepinteran, keuletan, lan ketangkasan. Manungsa anggone ngadepi tantangan urip perlu tansah nggunaake pikiran kang lantip, mental kang ulet, sarta sikap kang tangkas lan trengginas sahengga isa ngadepi kahanan kanthi pas lan ore gampang diapusi dening manungsa liyane
  6. Kukila utawa manuk perkutut. Wong Jawa umume nduweni hobby ngingu manuk perkutut, tujuane supaya bisa dimanfaatake swarane kang merdu. Swara manuk perkutut kang isa “kung” ateges swarane manuk mau bener-bener merdu.sahengga isa nambah kesenengan lan kemareman atine kang duwe. Swara manuk kang merdu iku minangka simbol swarane manungsa kang kepenak dirungokake, maksude manungsa anggone ngucap lan celathu supaya kanthi becik, isine tegas, mentes, lan perbawa, sahengga kang diajak wicara bisa marem lan ngestokake. Kasakbalene manungsa supaya nyingkiri ucapan kang ndadeake lara ana ing atie liyan kang bisa njalari dadi pasulayan
  7. Waranggana utawa sinebut ronggeng. Ronggeng yaiku wanita kang koget ana ing sawijining arena utawa panggung kang jembar kang dikelilingi dening penonton. Sawijining penonton kang ketiban sampur kudu melu joget manut iramane ronggeng, supaya ronggeng tansah konsentrasi marang deweke, menawa ora mengkono , si ronggeng mau bisa kagoda dening penari priya papat cacahe kang ngiringi ana ing sakiwa tengene. Olah tari ronggeng iku minangka simbol menawa manungsa iku nalika nduweni gegayuhan kang luhur tansah ana godane. Wondene goda kang ana ing uripe manungsa iku ana patang werna, dilambangake/disimbolake penari priya cacahe papat, yaiku kapisan nafsu amarah, nafsu kang metu saka kuping utawa prangungu,kapindho nafsu aluamah, nafsu kang metu saka tutk utawa kenikmatan rasa utawa srakah, kateluy sufiah, nafsu kang metu saka mata utawa pandeleng, kapat mutmainah, nafsu kang metu saka irung utawa penciuman. Menawa budi manungsa isa ngekang patang nafsu mau , mangka gegayuhan kang luhur bakal gampang kasile sebab manungsa isa kadohake saka nafsu seneng-seneng lan nglokro.
  8. Pradangga (jarwadosoke praptaning kendang lan ngangsa). Seperangkat gamelan kang kaperang saka : kendhang, gambang, gender, penerus utawa saron lengkap, rebab, suling, kenong, kempul, lan gong. Saben-saben alat menawa dithuthuk bakal ngetokake swara kang beda-beda, sahengga menawa dithuthuk bareng tanpa aturan, tanpa laras bakal ngetokake swara hingar-bingar, ora karu-karuan, lan ora isa dinikmati.Ananging menawa dithuthuk nganggo aturan kang gumathok, kang laras bakal ngetokake swara kang mat utawa isa dinikmati. Gamelan mingka lambang/simbol masyarakat kang kaperang saka mayuta-yuta manungsa kanthi watak lan kekarepan dhewe-dhewe. Menawa saben wong bakal nuruti kekarepane dhewe tanpa manut aturan kang mlaku, mangka donya bakal kacau.Ana ing kahanan damai mangka saben wong dhuweni piguna dhewe-dhewe ana ing masyarakat.a ana sawijining w3ong kang ora dhuweni piguna, saben wong isa nyumbangake kepinterane dhewe-dhewe kanthi selaras lan harmonis, sarta manfaati tumrap warga liyane. yaiku kahanan urip kang tata tentrem karta raharja..

.Nanging, ana ing owah gingsiring jaman, masyarakat Jawa saiki rumangsa ngalami kangelan nggunakkake basa simbol kasebut amarga :

1. wus angel mahami basane, amarga akeh kang nggunakake basa krama inggil, malah uga basa Jawa Kuna,

2. Basa simbol kasebut ora diwulangake ana ing papan pasinaon kang formal, nanging mung digunakke ana ing lingkungan keluarga lan masyarakat.

Kamangka, istilah kasebut mujudake simbol, sahengga kanthi ungkapan kang ringkes nanging isa nduweni makna kang luas banget menawa dideleng saka sisi pemahaman aplikasi ana ing urip saben dinane. Nanging, pancen saperangan gede basa simbol kasebut diarahke marang kaum priya, amarga saliyane masyarakate isih paternalistik, uga kaum priya iku dianggep minangka penanggung jawab keluarga.

Kanthi perkembangan jaman, lan kemajuan ngelmu lan teknologi makna lan fungsi istilah-istilah kasebut ngalami owah gingsir. Kang dadi sebab yaiku : makna lan basa lambang kasebut ora mlebu ana ing ngelmu pendidikan, sahengga mung kanggo cecekelan urip tumrape wong Jawa. Sabanjure, uga kanthi anane pemahaman wong Jawa ngenani ngelmu agama, makna kang ana ing simbol-simbol iku mung dadi makna budaya tumrape wong Jawa (Agam)

Thursday, 15 January 2009

27 Museum di Propinsi DIY

1. Museum di Kota Yogyakarta

Nama

Alamat

Pengelolaan

Kepemilikan

Sifat

Jenis Koleksi

Data koleksi

Museum Negeri DIY Sonobudoyo

Alun-Alun Utara,

Jl. Trikora No.6 Yogyakarta 55122

Telp. dan

Fax. 385664

  • Jam Buka

Selasa-Kamis : 08.00 - 13.00

Jumat : 08.00 - 11.00

Sabtu&Minggu: 08.00 - 12.00

  • Tiket masuk:

Dewasa : Rp

Anak-anak : Rp


Pemerintah Pimpinan: Drs. Martono

Umum

Koleksi museum ini terdiri dari:

  • Keramik atau gerabah dari jaman neolitikum, senjata tradisional, topeng, wayang, gamelan, batik, perhiasan kuno,dan kitab kuno.

  • Benda arca batu dari abad 8 dan 9, kepala kala, dan relief batu candi.

  • Gamelan Kyai Mega Mendung dan Kyai Ruming Tawan serta tempat tidur Raja Mataram

  • Selain itu museum ini menyimpan koleksi benda-benda geologi, biologi, etnografi, arkeologi, numismatik, seni rupa, heraldika, historika, filologi dan teknologika

Total jumlah koleksi mencapai 43.263 buah

Museum Sonobudoyo Unit II Dalem Condrokiranan

Jl. Wijilan Yogyakarta

Telp 373617

  • Jam Buka

Senin-Kamis :

07.30 – 14.00

Jumat :

07.30 – 11.00

Sabtu :

07.30 – 12.00 Minggu ; tutup

  • Tiket masuk:

Dewasa : Rp

Anak-anak : Rp

Pemerintah Pimpinan: Drs. Martono

Umum

Museum ini mempunyai koleksi dokumentasi, publikasi, dan informasi Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi alam dan budaya lokal (histori, arkeologi dan etnografi)


Museum Sasmitaloka Pangsar Jendral Soedirman

Bintaran Wetan No.3 Yogyakarta

Telp 376663

  • Jam buka

Selasa–Kamis : 08.00 –14.00

Sabtu&Minggu: 08.00 -12.00

Jum’at & hari besar: tutup

  • Tiket masuk: sukarela

TNI AD Pimpinan :

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari

  • Benda-benda peninggalan Jenderal Sudirman beserta keluarga.

  • Koleksi benda semasa pengabdian Jenderal Sudirman dari masa kemerdekaan 17 Agustus 1945 hingga masa Ibukota RI di Yogyakarta

Jumlah koleksi mencapai 1.042 buah

Museum Dewantara Kirti Griya

Jl. Tamansiswa no. 31

Yogyakarta 55151

Telp. 377459

  • Jam buka

Senin–Kamis : 08.00 –13.0

Jumat : 08.00 –11.0

Sabtu : 08.00 –13.00

Minggu : tutup

  • Tiket masuk: sukarela

Yayasan Persatuan Perguruan Taman Siswa

Pimpinan :

Khusus

Menyimpan segala peralatan dan furniture yang pernah digunakan Ki Hajar Dewantara.

Jumlah koleksi mencapai 3.256 buah

Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama

Jl. HOS Cokroaminoto Tegalrejo TR. III No. 430 Yogyakarta

Telp. 622668

  • Jam buka
Senin– Sabtu : 08.00 –12.00

Minggu : tutup

  • Tiket masuk: sukarela

Yayasan Rumpun Dipenogoro Pimpinan :

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari berbagai senjata tradisional yang pernah digunakan oleh pengikut Pangeran Diponegoro untuk melawan Belanda, mata uang kuno, lukisan, dan foto-foto.

Jumlah koleksi mencapai 195 buah

Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama

Jl. Jenderal Sudirman 75 Yogyakarta

Telp. 561417

  • Jam buka
Senin –Jumat : 08.00 –14.00
Minggu : 08.00 –12.00
Sabtu & hari besar: tutup
  • Tiket masuk: sukarela

TNI AD

Pimpinan

Khusus

Koleksi museum ini terbagi dalam beberapa ruang, antara lain Ruang Jenderal Sudirman, Ruang Letjen Urip Sumoharjo, Ruang Palagan, Ruang Senjata Modal Perjuangan Kemerdekaan, Ruang Dapur Umum, Ruang Alat Perhubungan dan Kesehatan, Ruang Panji-Panji, Ruang Gamad yang berisi berbagai tanda kehormatan bintang dan satya lencana, Ruang Peristiwa-Peristiwa Pemberontakan, Ruang Pahlawan Revolusi, Ruang Penumpasan G 30 S/PKI dan Ruang Orde Baru.

Jumlah koleksi mencapai 5.174 buah

Museum Biologi UGM

Jl. Sultan Agung No.22 Yogyakarta

Telp. 376571

  • Jam buka

Senin–Kamis : 07.30 -13.30

Jum’at : 07.30 -11.30

Minggu : 07.30 –12.00

Sabtu : 07.30 -13.30

Hari besar: Tutup

  • Tiket masuk : sukarela


Fakultas Biologi UGM Pimpinan :

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari:

  • Koleksi binatang Avertebrata (tidak betulang belakang) dan Vertebrata (bertulang belakang) seperti siput, kerang, moluska, ikan, binatang amphibi, melata, dan menyusui.

  • Koleksi tumbuhan terdiri dari tumbuhan rendah dan tumbuhan tinggi.

  • Beberapa jenis ikan dan tumbuhan yang ditemukan di Indonesia dan luar negeri dalam bentuk awetan kering, awetan basah, kerangka, dan fosil.

Jumlah koleksi kurang lebih 3.752 buah

Museum Benteng Yogyakarta

Benteng Vredeburg

Jl. Jenderal A. Yani No. 6 Yogyakarta 55121

Telp. 586934, 510996

Fax 586934

  • Jam buka

Selasa-Kamis: 08.30– 13.30

Jumat : 08.30– 11.00

Sabtu : 08.30– 12.00

Minggu : 08.30– 13.00

  • Tiket masuk:

Dewasa/asing: Rp

Anak-anak : Rp

Pemerintah Pimpinan : Drs. Wahyu Indrasana

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari

  • Koleksi unggulan antara lain: diorama peristiwa-peristiwa sejarah, peralatan minum Panglima Besar Soedirman, Meriam, dll.

  • Realia (benda-benda bersejarah yang mempunyai kaitan langsung dengan peristiwa sejarah), replika/tiruan, lukisan, foto, peta, dan maket.


Jumlah koleksi 6.124 buah

Museum Perjuangan Yogyakarta (Museum Benteng Yogyakarta

Unit II)

Jl. Kolonel Sugiyono no.24

Yogyakarta 55153

Telp. 387576

  • Jam buka

Selasa-Kamis : 08.00 -13.00

Jumat : 08.00 -11.00

Senin dan hari besar tutup

  • Tiket masuk:

Dewasa : Rp

Anak-anak: Rp

Asing : Rp


Pemerintah Koordinator : Drs. Suharja

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari patung kepala pahlawan nasional, panil relief perjuangan dan benda-benda lain yang erat kaitannya dengan perjuangan fisik melawan Belanda.


Jumlah koleksi kurang lebih 200 buah

Bebadan Museum Puro Paku Alaman

Puro Pakualaman, Jl. Sultan Agung, Yogyakarta 55112

Telp. 562161

  • Jam buka

Senin, Kamis, Minggu : 9.30 - 13.30

  • Tiket masuk : Rp

Puro Paku Alaman Pimpinan : K.P.H. Angling Kusumo

Khusus

Koleksi unggulannya adalah benda bersejarah yang bernilai tinggi, yang merupakan atribut Keprabon Raja Keluarga Pakualaman.

Jumlah koleksi kurang lebih 85 buah

Bebadan Museum Keraton Yogyakarta

Pagelaran Siti Hinggil, Kompleks Kraton Yogyakarta

  • Jam buka

Senin-Kamis : 08.30 – 14.00

Jumat : 08.30 – 12.30 Sabtu & Minggu: 8.30-14.30

  • Tiket masuk:

Domestik : Rp 2.500

Asing : Rp 7.500

Kraton Yogyakarta

Pimpinan : Gusti Prabu

Umum

Koleksi museum ini terdiri dari

  • Koleksi benda bersejarah seperti kitab sastra kuno, perabot rumah tangga kuno, patung dari Eropa dan benda keramik kuno.

  • Ruang dengan koleksi pusaka kerajaan seperti tombak, keris, pedang dan berbagai koleksi kereta pusaka keraton, serta seperangkat gamelan pusaka.

Jumlah koleksi lebih dari 1.500 buah

Museum Batik Yogyakarta

Jl. Dr. Sutomo No. 13 A

Yogyakarta 55211

Telp. 562338

  • Jam buka

Senin-Minggu: 09.00 – 15.00

Hari Besar: libur

  • Tiket masuk:

Umum Rp 10.000 Pelajar Rp 2.500

Yayasan Museum Batik Yogyakarta

Pimpinan : Hadi Nugroho

Khusus

Koleksi museum ini adalah

  • Koleksi kain panjang, koleksi sarung, koleksi motif, peralatan membatik seperti canting tulis, canting cap, bahan warna tradisional, malam batik (lilin), dan parafin.

  • Koleksi sulam karya Ibu Dewi Nugroho yang salah satu diantaranya mendapat penghargaan MURI sebagai sulaman terbesar dengan ukuran 390cm x 90cm.

  • Koleksi unggulan antara lain sarung isen-isen (antik), sarung, kain isen-isen (antik), sarung isen-isen kelengan (antik).

Jumlah koleksi 1.336 buah

Museum Kebun Binatang Gembira Loka

Jl. Kebun Raya No. 2 Yogyakarta 55171

Telp. 373861, 374792

  • Jam buka

Setiap hari : 07.00 –17.00

  • Tiket masuk : Rp 3.000

Yayasan Gembira Loka

Pimpinan : K.M.T.A. Tirtodiningrat

Umum

Koleksi museum ini terdiri dari bebagai jenis binatang dari dalam dan luar negeri yang melengkapi koleksi kebun binatang, seperti komodo (Varanus Komodoensis), dan orang utan (Pongo Pignaeus).

Jumlah koleksi 15.000 buah flora dan 1.799 ekor fauna.

Museum RS. Mata Dr. YAP

Jl. Teuku Cik Ditiro no. 5 Terban, Yogyakarta

  • Jam Buka

Senin-Sabtu: 9.00-14.00

  • Tiket masuk : Rp 3.000 (belum dibuka untuk umum)

Yayasan RSM Dr. Yap Prawiro Husodo

Pimpinan : Magdalena Indrawati

Khusus

Koleksi museum ini meliputi:

  • Buku koleksi Dr. Yap 939 buah

  • Alat-alat kedokteran

  • Benda perkantoran dan furniture keluarga Dr. Yap

Jumlah koleksi 1.400 buah



2. Museum di Kabupaten Sleman

No.

Nama

Alamat

Pengelolaan

Kepemilikan

Sifat

Jenis Koleksi

Data koleksi


Museum Lukis Affandi

Jl. Laksda Adisucipto No. 167 Papringan, Caturtunggal, Depok Sleman Yogyakarta 55281

Telp 562593

Fax 562593

Email: Musaff@yogya.wasantara.net.id

  • Jam buka

Minggu-Jumat : 09.00– 16.00

Sabtu : 09.00– 13.00

  • Tiket masuk:

Domestik : Rp

Asing : Rp

Yayasan Affandi Pimpinan : Juki Affandi

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari

  • Karya Affandi

  • Lukisan karya-karya Maryati Affandi, Kartika Affandi, Rukmini dan anak-cucu Affandi.

Koleksi lukisan lebih dari 300 buah.


Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta

Pangkalan TNI AU Adisucipto Yogyakarta

Telp. 564466 ext. 5217

  • Jam buka
Minggu-Sabtu : 08.00 –15.00

Jum’at & hari besar: tutup

  • Tiket masuk : Rp 500

TNI AU

Pimpinan : Letkol. Sus. Djoko Purnomo, BA

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari Heraldika (bendera, panji-panji, pataka, badge, tanda pangkat), Alutsita Udara (pesawat terbang tempur, pesawat pembom, pesawat penyergap, pesawat pengangkut, pesawat peluncur dan olahraga), juga bermacam jenis senjata.

Jumlah Koleksi 950 buah


Museum Monumen Yogya Kembali

Jl. Lingkar Utara, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta

Telp. 868225, 868239

Fax 868239

  • Jam buka

Selasa-Minggu: 08.00– 16.00

  • Tiket masuk:

Domestik : Rp 2.000

Asing : Rp 5.000

Yayasan Monumen Yogya Kembali Pimpinan : Letkol. Purn. R.H. Soerjono

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari: tandu dan dokar Panglima Besar Sudirman, realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, evokatif dapur umum, Palang Merah Indonesia, dan daftar nama 423 pahlawan clash II di DIY.

Jumlah koleksi 3.737 buah


Museum Geoteknologi Mineral UPN “Veteran”

Jl. Babarsari 2 Tambak Bayan Yogyakarta 55281

Telp. 485268, 486991 ext.17

  • Jam buka

Senin- Jumat: 08.00 – 14.30

  • Tiket masuk: gratis

UPT UPN “Veteran” Yogyakarta Pimpinan :

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari

  • Koleksi unggulan tengkorak dan gading gajah purba (Mastodon sp.)

  • Berbagai jenis batuan, fosil, artefak, maket, foto, dan peta

  • Benda-benda yang berkaitan dengan sejarah bumi beserta kehidupannya yang divisualisasikan melalui maket-maket.

Jumlah koleksi 1.252 buah


Museum Seni Lukis Kontemporer Indonesia “Nyoman Gunarsa”

Jl. Wulung No. 43 Papringan Catur Tunggal, Depok, Sleman

Telp. 564330

  • Jam buka

Senin - Sabtu : 09.00 – 16.00

  • Tiket masuk:: sukarela

Drs. Nyoman Gunarsa

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari lukisan yang mencapai 500 buah, terdiri dari karya Nyoman Gunarsa sendiri, serta koleksi karya seniman lainnya berupa seni kriya dan patung.

Jumlah koleksi 700 buah


Museum Budaya Jawa Ullen Sentalu

Dalem Kasuargan Jl. Boyong, Kaliurang, Sleman Yogyakarta

Telp. 880156

Fax 881743

Email: Ullen@indosat.net.id

http://www.ullensentalu.com






  • Jam buka

Selasa-Minggu: 09.00– 15.00

  • Tiket masuk:

Dewasa/wisman: Rp 35.000

Pelajar & anak : Rp 25.000

Yayasan Ulating Blencong Pimpinan : K.M.T. Projoharyono

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari koleksi Batik kuno dari empat jaman kerajaan Jawa kuno, lukisan, benda aksesoris dan foto.

Jumlah koleksi 1.266 buah


Museum Purbakala Tamanwisata Prambanan

Jl. Raya Yogya–Solo km 16, Prambanan, Sleman Yogyakarta 57454

Telp. 496402

Fax 496406

  • Jam buka

Senin-Minggu: 06.00– 17.00

  • Tiket masuk:

Dewasa : Rp 1.000

Pelajar & anak : Rp 500


PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko

Khusus

Koleksi museum ini terdiri dari temuan Situs Wanabaya dan Prambanan serta candi disekitarnya. Koleksi museum ini berupa benda perhiasan emas dari berbagai bentuk, fragmen gerabah dan foto-foto tentang pemugaran Candi Prambanan.



Museum Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta (Museum Hari Ibu KOWANI)

Jl. Adisucipto 86-88 Sleman Yogyakarta

Telp. 587818, 513282

Fax 520360

  • Jam buka

Senin-Kamis : 09.00– 16.00

Jumat-Sabtu : 09.00– 13.00

  • Tiket masuk:

Rp 500


Yayasan hari Ibu KOWANI Pimpinan: Ny. Hj. Tuti I. Loekman Soetrisno

Khusus

Menyimpan koleksi seragam ABRI dan Dharma Pertiwi, dan diorama perjuangan wanita Indonesia dari masa ke masa.

Jumlah koleksi 401 buah


Museum Monumen Pahlawan Pancasila Kentungan

Kentungan, Condongcatur, Depok

Telp 562319

  • Jam buka

Senin-Kamis : 08.00– 12.00

Jumat : 8.00-11.00 Sabtu : 09.00– 12.00

  • Tiket masuk:

Sukarela


Dinas Sosial Pimpinan : Dra. Herawati

Khusus

Museum ini menyimpan koleksi relief yang menggambarkan peristiwa pembunuhan terhadap pahlawan revolusi, yaitu Brigjen Katamso dan Kol Sugiyono.

Koleksi relief 8 buah.


3. Museum di Kabupaten Bantul

No.

Nama

Alamat

Pengelolaan

Kepemilikan

Sifat

Jenis Koleksi

Data koleksi

1.


Museum Wayang Kekayon Yogyakarta

Jl. Yogya – Wonosari km 7 No. 277 Baturetno, Banguntapan Bantul Yogyakarta

Telp. 513218, 379058

Fax 513218

Email: museumkakayon@usa.net

Web: www.museumkekayon.or.id

  • Jam buka

Setiap hari: 08.00– 15.00

  • Tiket masuk

Domestik : Rp 3.000

Asing : Rp 5.000

Pelajar : Rp 2.000

Yayasan Sosial Wayang Kekayon Yogyakarta Pimpinan : R.M. Donny Surya Megananda, S.Si.

Khusus

  • Koleksi wayang yang terbagi menjadi 10 unit:

  1. wayang purwa Yogyakarta

  2. wayang purwa Surakarta

  3. wayang madya Gedhog

  4. wayang klithik, krucil, beber

  5. wayang madura, dupara, kartasuran, kidang kencana

  6. wayang Bali, suluh, golek menak, golek thegul

  7. wayang Jawa, tutur, dipanegaran, golek cepak, sejati

  8. aneka topeng Yogya, Bali dan aneka kesenian tradisional

  9. wayang kontemporer, Thailand, Amerika, India

  10. wayang satu abad, khusus keraton

Koleksi wayang berjumlah sekitar 6000 buah

2


Museum Tembi (Budaya Jawa)

Jl. Parangtritis Km 8,4, Dusun Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta

Telp. 368001, 368004

Fax 368001

Web: www.tembi.org


  • Jam buka

Senin-Jumat : 08.30 – 16.30

Sabtu-Minggu : 09.00 – 13.00

  • Tiket masuk: sukarela

Pimpinan: N. Nuranto

Khusus

Merupakan sebuah rumah Jawa Tradisional lengkap dengan peralatan yang digunakan keseharian oleh masyarakat Jawa tradisional. Peralatan-peralatan yang ditampilkan mulai dari alat kesenian, senjata tradisional masyarakat Jawa, alat permainan anak, alat membatik sampai dengan peralatan pertanian dan dapur yang semuanya bernuansa etnis Jawa.




3. Museum Gumuk Pasir : Museum pendidikan dan Ilmu Pengtahuan, lokasinya di Kabupaten Bantul




4. Museum di Kabupaten Gunung Kidul

No.

Nama

Alamat

Pengelolaan

Kepemilikan

Sifat

Jenis Koleksi

Data koleksi


Museum Kayu Wanagama

Desa Gading, Playen (Jl. Jogja-Wonosari Km 30)

  • Jam Buka

Setiap hari : 8.00-17.00 (rencana)

  • Tiket masuk:

Rp 1500 (rencana)


Fakultas Kehutanan UGM Pimpinan : Prof. Dr. Ir. Hj. Oemi Hani’in Suseno

Khusus

Museum ini menyimpan koleksi kerajinan kayu dari berbagai daerah di Indonesia, topeng batik Gunungkidul, patung manusia dan fosil kayu.