c

Wednesday 11 March 2009

GOLEK, TARI

Komposisi tari tunggal puteri gaya Yogyakartayang lazim ditarikan oleh seorang gadis remaja. Tari ini bersumber pada tari klana Alus yang mulai berkembang sejak akhir abad ke 19. Golek menggambarkan seorang gadis remaja yang sedang suka bersolek seperti berbedak, mengenakan hiasan ,berdandan, berkaca, dan sebagainya. Di Yogyakarta dahulu tari golek ditarikan oleh seorang pemuda remaja berpawakan kecil dan berparas cantik.

Jenis tarian yang lahir di lingkungan istana ini mempergunakan acuan gerak tari”ledek” yang kerakyatan, tergarap dan terangkat penuh stilasi yang Shopisticated. Hal ini tampak jelas pada penamaan beksa ”golek lambang sari ” . Varian lain dalam golek bersusulan antara lain adalah golek ”asmaradhana”, sulung dayung dan sebagainya yang pola geraknya mengikuti gendhing-gendhing iringannya yang sekaligus menjadi namanya.

Tari golek sebagai satu-satunya tari putri yang berfungsi sebagai tari tontonan, pada awalnya menjadi sattu-satunya tari tunggal puteri. Pada awal kemunculannya, keberadaan tari ini selalu dikaitkan dengan opera tari ”langendriya”. Tari ini dipertunjukkan pada akhir langendriya dan tari golek berdiri sendiri, tidak saling terkait. Kata golek dalam bahasa jawa berarti mencari. Mencari dalam konteks tari golek adalah mencari jati diri atau kepribadian pelaku tari ( penari). Walaupun tari golek sebagai tari tunggal, tetapi sering disajikan secara kelompok. Tokoh-tokoh yang sangat berperan dalam pengembangan tari Golek antara lain: K.R.T Purbaningrat, K.R.T Cakraningrat, dan K.R.T. Purwanegara. Selanjutnya banyak sekali pakar-pakar tari yang mulai menciptakan tari Golek, antara lain :GBPH Puger, RM Dinusatama dan KRT. Sasmintadipura ( Rama Sas).

Tari Golek yang dicipta di kemudian hari tidak ada satupun yang terkait dengan langendriya . Semuanya merupakan tari tunggal yang berdiri sendiri, hanya saja ada penyempitan waktu. Jika pada awalnya durasi tari Golek kira-kira satu sampai satu setengah jam, kemudian dipadatkan hanya sepuluh sampai dua puluh menit, bahkan lima atau tiga menit.

No comments:

Post a Comment