YOGYA (KRjogja.com) - Sebanyak 35 perempuan yang berprofesi sebagai seniman dan pengusaha yang tergabung dalam kelompok Wayang Orang Tresno Budoyo menggelar pertunjukan wayang orang dengan lakon 'Burisrowo Stres' di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Sabtu Malam (2/4). Uniknya wayang orang ini seluruh pemainnya perempuan, guna memperingati Hari Kartini yang akan jatuh pada 21 April 2011 mendatang.
Pimpinan kelompok Wayang Wong Tresno Budoyo, Yati Pesek mengatakan, pertunjukan wayang wong kali ini sengaja dihadirkan dalam rangka memperingati Hari Kartini, dimana seluruh pemainnya kurang lebih 36 orang adalah perempuan.
"Para pemain yang semuanya perempuan ada yang harus menjadi buto, punokawan, ksatria dan lain-lain yang diperankan laki-laki, namun dalam rangka Hari Kartni kami mengangkat keseteraan gender yang hingga kini masih disepelekan dengan lakon Burisrawa Stres," ungkap Yati Pesek yang berperan sebagai Kresna dalam pertunjukan kali ini.
Yati menjelaskan dengan mengangakat cerita tentang kesetaraan gender yang hingga saat ini masih dianggap remeh, dalam cerita ini ditegaskan bahwa perempuan yang sudah mempunyai suami rela bunuh diri untuk mempertahankan kesuciannya daripada berselingkuh atau berkhianat dengan lelaki lain yang bukan suaminya.
"Disini benar-benar ditampilkan wujud kesetiaan seorang istri terhadap suami untuk bersikukuh dengan cara apapaun menjaga kesucian dirinya dari lelaki lain," katanya.
Ditambahkan Sutradara Wayang Wong ini, Pardiman Cakil, sebenarnya cerita ini tentang Sembodro Larung namun agar menarik masyarakat judul ceritanya dimodifikasi menjadi Burisowo Stres.
Mengenai inti ceritanya, Pardiman menjelaskan tentang pengorbanan Dewi Sembodro yang bunuh diri agar tidak diperkosa Burisrowo mengingat Sembodro sudah mempunyai suami maka sebagai istri dia berusaha menjaga kesuciannya tersebut. Akibat Sembodro bunuh diri, Burisrowo yang tidak berani pulang ke kerajaannya karena merasa bersalah, benci, ingin memiliki yang bercampur aduk memilih bersembunyi di hutan hingga akhirnya dia tersiksa dengan perasaanya sendiri sampai stres atau tertekan.
"Sebenarnya Kresna bisa menghidupkan Sembodro dengan kesaktiannya, namun untuk mencari pelaku penyebab Sembodro meninggal, maka dia mempunyai taktik untuk melarung jasad Sembrodro di lautan dan barang siapa nanti yang berusaha mendekatinya dialah pelakuknya," tuturnya.
Pada akhirnya Burisrowo yang sudah tidak tahan dengan perasaanya yang bercampur aduk berusaha medekati jasad Sembodro dan mengaku telah menyebabkan Semodro bunuh diri. Kemudian Sembodro dihidupkan kembali oleh anak Werkudoro yaitu Ontoseno untuk memberi kesaksian atas perbuatan Burisrawa.
Pardiman mengatakan meskipun hanya berlatih sekitar satu minggu, namun para pemain yang semua perempuan ini telah berlatih memainkan karakter wayang wong pria semaksimal mungkin dalam durasi dua jam tersebut. "Mereka juga bisa menarikan tarian gagah yang ditarikan lelaki dan memakai kostum lelaki sesuai perannya," katanya.
Pesan morilnya disini memang tentang pahlawan wanita yang memegang teguh kesuciannya sebagai istri, meskipun dia bunuh diri namun itu justru untuk mengatasi masalahnya sendiri. (Fir)