c

Monday 23 April 2012

Wayang Togog Mantu Dimainkan Para Perempuan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pelawak perempuan Yati Pesek asal Yogyakarta, memprakarsai pentas wayang orang khusus perempuan pecinta kesenian wayang dari Yogyakarta dan Jakarta dengan lakon Togog Mantu, di Conser Hall Taman Budaya Yogyakarta. Sabtu (21/4/2012). Pentas ini di samping untuk memperingati Hari Kartini 21 April, juga berkeinginan kuat untuk melestarikan seni wayang orang yang kini mulai memudar . Menurut Yati Pesek, Perkembangan wayang wong sekarang sangat memprihatinkan, senimannya beralih ke jenis seni lain, ataupun berganti profesi selain seni.Begitu juga dengan kostum dan perlengkapan pentas lainnya pun menganggur. . "Hal itu terjadi karena pernah adanya gelar wayang orang. Pergelaran wayang wong yang di adakan dalam setahun Cuma 1-2 kali dengan penonton yang sedikit. Karena itu penjualan tiket tidak mampu menutup biaya produksi," katanya. Di tengah kondisi yang memprihatinkan tersebut, muncul kesadaran penuh akan kelestarian budaya wayang orang tersebut. Dengan dipelopori Yati Pesek dan para pemerhati wayang orang di Yogyakarta seperti Ir. Yuwono Sri Suwito, M,Hum, Dra. Sri Dadi Wiharti, Msi., Apt., grup wayang orang bernama Paguyuban Tresno Budaya Yogyakarta berkomitmen untuk melestarikan wayang orang. Selama ini grup wayang yang semuanya perempuan itu, melakukan pergelaran rutin wayang orang setiap tahun. Pada tahun 2009 menyelenggarakan pentas berjudul "Srikandi Mustokoweni" di Concert Hall TBY dan tahun 2010 menyelenggarakan Pergelaran Wayang Wong Lakon Petruk Dadi Ratu sebagai bagian dalam Festival Kesenian Yogyakarta 2010 di Societet TBY. Selanjutnya, 2 April 2011 dalam rangka memperingati hari Kartini mempergelarkan Lakon Burisrawa Stres, dan bulan juli 2011 dengan lakon Larasyati Edan. Dan Sabtu (21/4 ) mendatang lakon Togog Mantu. Togog Mantu adalah sebuah lakon carangan yang mengisahkan Togog akan menikahkan anaknya bernama Kecublak dengan Glenter anak Semar. Namun Raja Astina Prabu Duryudana tiba-tiba didatangi oleh anaknya Lesmana yang minta dikawinkan dengan Kecublak anak Togog. Prabu Duryudana, mengutus Adipati Karno dan Begawan Durna untuk menemui Togog. Semula Togog menolak, karena Kecublak akan dinikahkan dengan Glenter anak Semar. Namun tekanan Adipati Karno dan Begawan Durna begitu kuat, sehingga Togog bersedia membatalkan perkawinan dengan anak Semar dan menerima lamaran Lesmana. Melihat kenyataan itu Petruk yang menjadi utusan Semar marah dan terjadilah perselisihan yang seru antara Petruk dan Adipati Karno.

No comments:

Post a Comment