c

Monday, 21 June 2010

Sabtu, Wayang Orang “Petruk Jadi Ratu” di Societed TBY

“Ora ketung seumur jagong kratonmu meh tak silih,” kata Petruk kepada Raja Trangkencono, Joyo Sentiko.
“Kowe kepengin dadi ratu rumangsamu gampang dadi ratu,” jawab Joyo Sentiko.
Itu adalah penggal adegan dari pentas wayang orang “Petruk Jadi Raja” yang akan dipentaskan oleh Paguyuban Wayang Orang Trisno Budoyo bekerjasama dengan Paguyuban Yati Pesek di Societed Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu (19/6). Pementasan wayang orang ini menjadi rangkaian dari kegiatan Festival Kesenian Yogyakarta 2010.
Yati Pesek, selaku ketua Paguyuban Yati Pesek menerangkan sebanyak 35 pemain akan memainkan lakon “Petruk Jadi Raja” selama 2 jam lebih durasi pementasan. Nama-nama populer seniman panggung Yogyakarta seperti Wis Ben akan bersama-sama bermain dengan pengusaha, pengajar seperti Hamzah Mirota, Danik, dan Prof. Harsono membuat pementasan dijamin bakal meriah.
Pentas wayang orang “Petruk Jadi Raja” ini disutradarai Bekti Budi Astuti. Sementara dalang pementasan adalah dr Wigung Wratsangka yang seorang dokter. Penata tari dipercayakan kepada Pardiman. Yati Pesek akan menjadi raja Trangkencono, Joyo Sentiko. Tokoh Petruk akan diperankan oleh Wis Ben.
Naskah “Petruk Jadi Raja” ini ditulis oleh Seno BK. Cerita “Petruk Menjadi Raja” mengisahkan keinginan Petruk menjadi raja karena menurut banyak orang menjadi raja itu enak. Modal Petruk menjadi raja adalah senjata Jamus Kalimasada yang ia ambil dan dibawa lari dari Prabu Puntodewo.
“Raja Joyo Sentiko dijeki (ditundukkan) oleh Petruk dengan menggunakan pusaka Jamus semua raja bersama pasukannya semua kalah,” kata Bekti Budi Astuti, Kamis (17/6) di tempat latihan, Rumah Dinas Walikota Yogyakarta.
Tapi setelah Peturk menjadi raja, keadaan kerajaan Trangkencono menjadi tentram, aman dan bahagia. Namun petualangan Petruk harus berakhir di tangan Prabu Kresna.
“Rak tenan tha,.. wong edan ora tata .. heh Petruk, … kowe akal-akalan dari ratu kuwi karepmu piye?” tanya Kresna.
Petruk menjawab,”Nyuwun pangapunten sinuwun, mumpung kulo mundi Kyai Jamus Kalimosodho… kulo ngginakaken ngiras pantes nuruti manah kulo, ..kepengin ngraosaken dados ratu,.. pun kelampahan..lego manah kulo.”
“Wong ra genah.. ayo saiki Kalimosodho diaturke Yayi Prabu Puntadewa…,” pinta Krisna.
Pementasan wayang orang “Petruk Jadi Raja” ini menurut Yati Pesek akan berlangsung serius namun tetap menghadirkan humor yang kental. Pementasan seperti ini dimaksudkan agar penonton tidak merasa terlalu berat menikmati wayang orang.
“Pementasan ini demi budaya kita, kalau tidak kita lalu siapa lagi. Ini budaya kita,” kata Yati Pesek yang sudah merencanakan untuk pementasan wayang orang selanjutnya pada Desember mendatang.
Pada pementasan Sabtu(19/6) mendatang, penonton yang ingin menyaksikan lakon “Petruk Jadi Ratu” akan dikenai tiket menonton sebesar Rp50 ribu rupiah. (The Real Jogja/joe)

No comments:

Post a Comment