c

Wednesday 11 March 2009

B.P.H. Suryodiningrat

B.P.H. Suryodiningrat. Putra Sri Sultan Hamengku Buwana VII ini dilahirkan dari ibunda BRA Retno Juwito, seorang penari bedoyo, Pangeran Suryodiningrat seorang otodidak, tekun belajar bahasa asing, psikologi, pendidikan politik, karena didorong oleh kesadaran kemajuan zaman agar tidak tertinggal oleh putera-putera yang bersekolah. Atas penguasaan bahasa Belandanya, ia diangkat menjadi ambtenar controleur van agrorische zaken. dengan gaji 500 gulden/bulan, disamping gaji pangeran Kraton sebesar 1000 gulden dan honor karya tulisnya dipelbagai majalah dan surat kabar. Banyak menyekolahkan kemenakan dan kerabat serta anak-anak desa. Ia pernah memimpin organisasi perjuangan rakyat desa Pakempulan Kawula Ngayogyakarta(PKN) sejah tahun 1930 hingga tahun 1960.


Memperoleh didikan menari di Kraton sejak kanak-kanak dalam tari Bedoyo, lalu alusan dengan peran irawan, Bekso Luwung, kemudian peran Kambeng Dewo Pertolo. Bersama G.B.H Tedjokusumo mendirikan Kridha Beksa Wirama pada tanggal 17 Agustus 1918. Pada seputar tahun 1926 Pangeran Suryodiningrat mendirikan Pamulangan Pedhalangan Habirandha, dan membuat patokan pewayangan gaya Yogyakarta.


Pada tahun 1925-an mulai mensubsidi dan mengembangkan tari-tari topeng karena menghawatirkan kepunahan tari topeng rakyat di zaman malaise perang dunia pertama. Tari Topeng kemudian banyak dipagelarkan dengan lakon-lakon panji dan sejarah Jenggala dan Kediri, bahkan penampilan topeng tar-tar, sebagai suatu adengan dizaman Kertanegara. Beliau juga merintis memecahkan larangan putri-putri kalangan atas belajar menari. Yang pada zamannya dianggap merendahkan martabat wanita karena pencemaran tledek, dengan jalan mendidik putri-putrinya sendiri menari dan mementaskannya.


Dalam perjuangan politik peranannya cukup besar antara lain : memimpin rakyat pedesaan, berhasil mengayomi rakyat kecil pedesaan, mendidik pemberantasan buta huruf. Berhasil mengangkat rakyat yang dipimpinnya menduduki kursi pemerintahan, serta perwakilan di MPRS, Parlemen, Konstituante, Badan Pemerintah Harian, DPRD. Karena Ketokohannya dalam seni budaya, ia menerima piagam penghargaan seni Wijaya Kusuma dari Pemerintah Republik Indonesia.

No comments:

Post a Comment