Tari tunggal gaya Yogyakarta, lahir di lingkungan istana dan ditampilkan sebagai pertunjukkan tersendiri yang klasik. Pada penampilannya klana Alus lebih lunak dan lamban irama geraknya. Merupakan nikmat keindahan tersendiri, bagi suasana kehidupan romantis pada zamannya, seperti kelahiran ”beksan eleng” yang mendambakan soal ”bagus” yang kontras dengan ”beksan lawung” yang perkasa.
Tokoh yang ditampilkan biasanya prabu Jangkung Mardeya, yang gandrung terhadap seorang putri kerabat Pandawa. Hiasan kepala dapat pula dengan ”teropong” atau ”songkok”. Tokoh lain yang lebih unik adalah Prabu Sri Suwela, penyamaran Dewi Arimbi, yang dalam figur pria meminang Bima. Hiasan kepala menunjukkan keunikan keindahan di luar pola tradisional, mempergunakan bulu-bulu burung merpati yang ditata indah warna-warni artistik Jawa. Gerak”tari” Sri Suwela lebih mendekati sifat feminim. Iringan”klana alus” biasanya gendhing ”cangklek laras slendro palet 9.
Klana Alus merupakan jenis tari klana yang ditarikan dengan tipe tari alus gaya Yogyakarta yang menggambarkan seorang kesatria sabrangan (seberang) yang sedang jatuh cinta.
No comments:
Post a Comment