KPAA Danurejo VII atau KPH Tjokordiningrat, seniman yang pertama kali mengadakan pertunjukan wayang wong di luar Kraton Pada masa Sri Sultan Hamengku Buwana VII penyelenggaraan pergelaran wayang wong di luar kraton tidak mudah seperti sekarang ini. Itulah sebabnya KPH Tjokrodiningrat mencari akal supaya dapat mementaskan wayang wong di luar Kraton, tetapi tidak menyamai wayang wong di dalam Kraton. Karena itu diciptakan Langen Mandra Wanara dimana semua tarian-tarian dilakukan dengan jongkok dan dialognya dengan tembang. Ternyata dengan terciptanya ” Langen Mandra Wanara ” dapat mengobati rakyat yang telah lama menunggu dan haus akan wayang wong asli di luar benteng kraton . Maka tiap-tiap latihan, rakyat dari segala penjuru kasultanan berduyun-duyun membanjiri halaman halaman Yudonegaran untuk menyaksikannya. Lebih-lebih jika ada ” Langen Mandara Wanara ” untuk setiap keperluan dimana para pemain berpakaian wayang lengkap dengan segala alat-alatnya, rakyat antusias menyaksikannya.
Tetapi sayang sekali bahwa pagelaran Langen Mandra Wanara ini membutuhkan biaya yang besar sehingga setelah beliau wafat tahun 1933, pergelaran Langen Mandra Wanara hampir tidak ada lagi. Hasil karya seni yang telah beliau ciptakan yaitu: a) Langen Mandra Wanara lengkap dengan gending-gendingnya, dialog atau tembang dan cakepannya ( syairnya), b) pencipta gamelan dimana bagian dibagian saron dibuat dari pecahan atau potongan gelas, yang terkenal dimana ” Gamelan Beling.”
No comments:
Post a Comment